November 24, 2012

Kepercayaan Adalah Pondasi

"Perekat yang menyatukan suatu hubungan, termasuk hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin adalah kepercayaan, dan kepercayaan itudibangun atas dasar integritas." -
Brian Tracy
Dear Lasahure
Kepercayaan adalah fondasi dari semua hubungan.
Hubungan kerja, bisnis, kepemimpinan dan tentu saja cinta dibangun atas dasar kepercayaan. Tanpa itu, sebuah hubungan tak akan berjalan, sebuah organisasi pun akan kacau.


Bayangkan jika Anda berada dalam sebuah lingkungan, hubungan atau organisasi tanpa kepercayaan, para
pekerjanya saling curiga satu sama lain dan para atasannya berusaha mempertahankan posisinya
masing-masing dengan segala cara. Organisasi seperti itu sangat rapuh dan tinggal menunggu waktu untuk
hancur.
Lasahure, sebagai seorang pemimpin, Anda harus menginvestasikan banyak waktu untuk membangun kepercayaan dari bawahan atau pengikut Anda. Kepercayaan itu sebenarnya dibangun atas fondasi sederhana. Jalanilah kehidupan dengan penuh integritas dan hormati orang lain. Konsistensi dalam kata dan perbuatan. Melakukan dan menepati apa yang Anda katakan pada orang lain.
Sebelum Anda mengharapkan orang lain percaya pada Anda, sebagai pemimpin Anda harus percaya dahulu pada orang lain. Delegasikan kewenangan Anda pada mereka. Mereka pun akan merasa dipercaya atas kemampuan mereka. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya butuh
waktu beberapa detik untuk menghancurkannya. Belajarlah mempercayai, belajarlah untuk jadi orang yang dipercaya.
Salam hangat selalu dari sahabatmu,

Baca Selengkapnya......

November 18, 2012

Komitmen untuk Komitmen

"Ada perbedaan antara minat dan komitmen.
Saat Anda tertarik melakukan sesuatu,
Anda mengerjakannya hanya jika situasi mengizinkan.
Tetapi saat Anda berkomitmen melakukan sesuatu,
Anda tidak menerima alasan, hanya hasil" -
Anonim

 Dear Lasahure,
 Jika usaha Anda belum membuahkan hasil, bisnis Anda belum menghasilkan keuntungan yang Anda harapkan, atau hubungan dengan pasangan yang tengah goyah, ingatlah kembali pada komitmen awal pada saat Anda menetapkan tujuan.

Berpegang teguhlah pada komitmen tersebut. Sebuah tujuan yang gagal, proyek yang tidak selesai, hubungan yang putus, diakibatkan patahnya sebuah komitmen. Sesederhana itu, sedalam itu, dan sepenting itulah sebuah komitmen.

Sukses adalah hasil menciptakan dan menjaga komitmen Anda dan orang lain. Sebuah tujuan tidaklah relevan, mimpi tak ada gunanya dan harapan tidaklah lebih dari sebuah gelembung mimpi, sampai Anda berkomitmen penuh untuk mewujudkannya.

Komitmenlah yang menginspirasi Anda mengeluarkan kemampuan terbaik Anda. Komitmen memperlihatkan kepada dunia keseriusan Anda dalam bertindak. Komitmen juga melindungi serta menguatkan kredibilitas dan reputasi Anda.
Komitmen memberikan Anda energi, momentum yang tak pernah berhenti, dan rasa bangga yang tak ternilai. Komitmen juga memberikan kekuatan. Tidak peduli apa pun yang kita hadapi, sakit, kemiskinan, atau bencana, kita tidak akan teralih dari tujuan kita.

Baca Selengkapnya......

Jangan Hindari Masalah

"Hindari masalah, dan kamu tidak akan pernah jadi orang yang memecahkannya"
- Richard Bach
Dear Lasahure, temanku yang teguh
hatinya...
Bagi seekor burung rajawali, satu-satunya hambatan untuk terbang lebih cepat dan nyaman adalah udara.Tetapi jika udara itu diambil dan burung tersebut dibiarkan terbangdalam kehampaan tanpa udara, burung rajawali itu segera jatuh ke tanahdan tidak dapat terbang sama sekali.

Hambatan utama yang harus diatasi oleh sebuah perahu bermotor adalah air yang menyentuh baling-baling perahu. Tetapi jika tidak ada air sebagai penahan, perahu ini justru tidak dapat bergerak sama sekali.
Hukum yang sama juga berlaku bagi kehidupan manusia. Hambatan adalah
kondisi yang 'harus ada' bagi kesuksesan. Sebuah kehidupan yang
terbebas dari hambatan dan kesulitan akan mengurangi semua kemungkinan dan daya sampai ke titik nol.
Larilah dari masalah Anda jauh-jauh, dan kehidupan Anda akan kehilangan daya kreatif!
Masalah kesehatan yang parah bisa memberikan makna pada dunia pengobatan. Masalah kekacauan sosial bisa memberi makna pada kebijakan pemerintah.
Kita semua memiliki kecenderungan ingin terbebas dari semua masalah dan tanggung jawab. Ketika masalah datang, berikanlah makna baru pada permasalahan itu. Sebuah beban
kehidupan yang paling berat adalah pada saat kita tidak memiliki apapun untuk dibawa.

Baca Selengkapnya......

Februari 10, 2012

Antara Ayah, Anak dan Burung Gagak

                Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran.

                 Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya, “Nak, apakah benda itu?” “Burung gagak”, jawab si anak. Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu menjawab dengan sedikit kuat, “Itu burung gagak, Ayah!” Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, “BURUNG GAGAK! !”
            Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, “Itu gagak, Ayah.” Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah. “Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan???? Itu burung gagak, burung gagak, Ayah.....”, kata si anak dengan nada yang begitu marah.
                 Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama.
            “Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,” pinta si Ayah. Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut. “Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, “Ayah, apa itu?” Dan aku menjawab, “Burung gagak.” Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. “Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.” Setelah selesai
                 membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu. Si Ayah dengan perlahan bersuara, “Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah.” Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas apa yg telah ia perbuat.

     PESAN: Jagalah hati dan perasaan kedua orang tuamu, hormatilah mereka. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangimu di waktu kecil. Kita sudah banyak mempelajari tuntunan Islam apalagi berkenaan dengan berbakti kepada kedua orangtua.Tapi berapa banyak yang sudah dimengerti oleh kita apalagi diamalkan??? Ingat! ingat! Banyak ilmu bukanlah kunci masuk syurganya Allah.

Baca Selengkapnya......

blogger templates | Make Money Online