November 30, 2011

Air Mata Buaya

Pernahkah anda mendengar kata-kata bahwa seseorang dikatakan meneteskan "air mata buaya"?

Apa itu yang dimaksud air mata buaya?
Artinya air mata buaya adalah air mata dan kesedihannya tidak tulus dan dibuat-buat,
atau hanya berpura-pura belaka atau penyesalan yang palsu.
Mengapa bisa sampai ada istilah seperti itu? Apakah benar buaya bisa menangis?
Dan apakah tangisannya tersebut hanya pura-pura saja?
Sebenarnya, buaya meneteskan air mata untuk mengeluarkan kelebihan garam dari tubuhnya.
Namun, pada awal tahun 1970-an, mungkin orang boleh dengan tulus meneteskan air mata bagi buaya. Khususnya setelah buaya memakan mangsanya, buaya akan meneteskan air mata. Tapi bukan karena penyesalan buaya tersebut,
namun secara alami hal itu terjadi karena kelenjar air mata buaya akan mengeluarkan cairan untuk mengeluarkan kelebihan garam dari buaya. Namun, kondisi saat ini bisa membuat
buaya benar-benar menangis.
Populasi mereka nyaris punah karena banyaknya permintaan akan kulitnya.
Sepatu, tas tangan, koper, ikat pinggang, dan barang lain yang dibuat dari kulit buaya memang indah,
awet, dan sangat menarik.

Baca Selengkapnya......

Bohong Atau tidak ?

            
             Beberapa orang memiliki kemampuan untuk menipu orang lain dengan mudah. Namun, saat seseorang berbohong, biasanya bisa dilihat dari fisiknya. Salah satunya adalah dengan mengamati mata lawan bicara Anda. Mengapa demikian? 

           Beberapa orang memiliki kemampuan untuk menipu orang lain dengan mudah. Namun, saat seseorang berbohong, biasanya bisa dilihat dari fisiknya. Salah satunya adalah dengan mengamati mata lawan bicara Anda.

          Mengapa demikian? Ketika menjawab pertanyaan dan bola mata orang tersebut bergerak ke arah kiri kemungkinan jawabannya jujur. Sedangkan bila bergerak ke arah kanan kemungkinan orang itu sedang mengatakan sesuatu yang bohong atau berbohong. Hal ini karena bagian otak kiri berfungsi sebagai Auditory Memory, sedangkan otak kanan untuk kreatifitas.

           Maka bila bola mata ke kiri, berarti dia berusaha mengingat sedangkan sebaliknya jika bola mata ke arah kanan berarti dia sedang menyusun atau menggambarkan sesuatu sebagai jawaban yang lain. Hal ini karena bagian kreatifitasnya sedang bekerja untuk mengarang suatu cerita bohong.

            Ciri fisik lainnya ketika seseorang sedang berbohong antara lain: Badan berkeringat. Napas mulai berat. Nada suara berbeda seperti meninggi atau monoton. Badan dan wajah terlihat kaku khususnya bagian dahi dan bibir. Tangan banyak bergerak misalnya memegang sesuatu, saling menggosok-gosokkan tangan, menggosok hidung, atau menutup mulut. Si pembohong tanpa disadari akan meletakkan benda-benda seperti cangkir, kertas, bolpen, atau benda lain sebagai pembatas.

             Coba ubah topik pembicaraan, jika ekspresinya terlihat lega, berarti ia sedang berbohong. Namun jika ia mengembalikan ke topik semula, berarti ia sedang berkata jujur.

Baca Selengkapnya......

November 29, 2011

Kekuatan Tanpa Kekerasan

              Dr. Arun Gandhi, anak Manilal Gandhi (putra kedua Mahatma Gandhi) bercerita, pada saat usianya 16 tahun ia pernah berbohong kepada ayahnya. Saat itu ia terlambat menjemput ayahnya dengan alasan mobilnya belum selesai diperbaiki, padahal sesungguhnya mobil telah selesai diperbaiki hanya saja ia terlalu asyik menonton bioskop sehingga lupa akan janjinya.

Berikut ini kisahnya.

             “Ketika berusia 16 tahun, saya dan dua adik perempuan saya tinggal bersama kedua orang tua saya di sebuah yayasan yang didirikan oleh kakek saya di tengah-tengah kebun tebu, 18 Km di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di pendalaman dan tidak mempunyai tetangga. Oleh karena itu, setiap kali ada kesempatan pergi ke kota, pasti kami tidak akan melepaskan peluang dengan mengunjungi teman atau menonton film di bioskop.
            
               Suatu hari ayah meminta saya mengantarnya ke suatu pertemuan. Pada waktu yang sama ayah juga meminta saya melakukan beberapa hal termasuk mengantar mobil untuk diservice di bengkel. Ketika sampai di tempat pertemuan/ konferensi, ayah berpesan, “Ayah akan tunggu kamu di sini jam 5 nanti.” Setelah itu saya pun membawa mobil ke bengkel dan cepat-cepat menyelesaikan semua tugas yang di minta oleh ayah agar saya dapat mencuri waktu untuk menonton film. Terlarut dalam menonton sampai 2 film, tanpa saya sadari jam sudah menunjukkan pukul 6.30 petang. Saya pun terburu-buru mengambil mobil di bengkel dan terus menjemput ayah.
             
               Dari jauh telah kelihatan ayah begitu sabar menunggu. Saat memasuki mobil dengan tenang ayah bertanya. “Apa yang menyebabkan kamu terlambat, nak?” Malu saya hendak mengaku bahwa saya terlambat karena asik nonton film. Spontan saya berbohong; “Lama menunggu di bengkel, mobilnya belum juga selesai.” Padahal, ternyata tanpa pengetahuan saya, rupa-rupanya ayah telah menelepon bengkel tersebut. Dan kini ayah tahu saya telah berbohong.
        
             Ayah berkata; “Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kamu sehingga kamu tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran kepada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki sepanjang 18 Km dan memikirkannya baik-baik.” Lalu dengan tenang ayah turun dan berjalan kaki pulang ke rumah, sedangkan waktu itu hari sudah mulai gelap.
           
             Tak sanggup meninggalkan ayah, saya menemaninya dengan membawa mobil perlahan-lahan di belakang ayah selama 5 jam setengah. Melihat penderitaan yang dialami oleh ayah hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan, sejak itu saya bertekad tidak akan lagi pernah berbohong.

              Dr Arun melanjutkan, “Seringkali saya berfikir mengenai peristiwa ini dan merasa heran. Seandainya Ayah menghukum saya sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapatkan SEBUAH PELAJARAN MENGENAI KESALAHAN TANPA KEKERASAN? Saya kira tidak, saya akan menderita atas hukuman itu dan akan mengulangi melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, dapat menyadarkan saya dan memberi kesan yang sungguh mendalam sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah KEKUATAN TANPA KEKERASAN.”

               Luar biasa..
                Justru mendidik kesalahan anak tanpa kekerasan mampu memberikan kesan yang mendalam, dan berhasil merubah perilaku anak untuk selalu jujur. Mudah-mudahan bermanfaat.

 http://suropeji.com/inilah-kekuatan-tanpa-kekerasan/

Baca Selengkapnya......

November 14, 2011

Regarding Love and Married


   Arvan Pradiansyah

   Banyak orang yang beranggapan bahwa pernikahan itu hanya membawa masalah. Bahkan banyak orang yang sinis terhadap perkawinan. Namun sesungguhnya

tidak ada yang lebih indah daripada perkawinan/pernikahan, hidup bersama pasangan dan membesarkan anak-anak bersama. Pernikahan mengakomodir semua kebutuhan manusia, baik fisik, emosi, spiritual dan bertumbuh.
 
  Ada 5 poin dalam hal ini, yaitu:

1. Perkawinan yang bahagia adalah bukan yang tanpa ada masalah, melainkan yang ada masalah. Dalam perkawinan pasti ada masalah. Dalam hal ini, perkawinan yang bahagia adalah perkawinan yang bisa menyelesaikan masalah dengan cinta dan kepercayaan tanpa adanya campur tangan dari pihak lain/ketiga.

2. Sebuah perkawinan hanya bisa bertahan jika melahirkan cinta yang kedua. Cinta dalam hal ini dibagi 2. Pertama: cinta birahi (mawaddah) yang sifatnya masih hitung-hitungan. Kedua: cinta universal (rahmah) yang sifatnya tulus, ikhlas, dan selalu memberi yang terbaik.

3. Hadiah terbesar yang bisa diberikan seorang Ayah kepada anaknya adalah mencintai Ibunya. Banyak orang yang salah paham dalam hal ini. Banyak yang menganggap anak lebih penting dari pada isteri, namun sesungguhnya mencintai isteri adalah hadiah terbesar yang bisa diberikan suami.

4. Perkawinan itu sesungguhnya adalah perjanjian di depan Tuhan. Jangan kita pernah menyepelekan masalah perkawinan, karena ini adalah perjanjian kita di depan Tuhan. Jika perjanjian di depan Tuhan saja dikhianati, apalagi perjanjian dengan manusia.

5. Ujian dari perkawinan adalah kesempatan. Tugas syetan adalah menciptakan kesempatan untuk menguji/mengukur kesetiaan kita. Tugas kita adalah bisa melewati ujian tersebut dengan baik. Inti dari perkawinan yang bahagia itu adalah kita jatuh cinta berkali-kali kepada orang yang sama.
   Dikutip dari : www.radiosmartfm.com

Baca Selengkapnya......

blogger templates | Make Money Online